Kamis, 25 November 2010

Amal Anda Diterima Allah swt kah?

KRITERIA DITERIMANYA SUATU AMAL


Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, semoga shalawat serta salam tetap
terlimpahkan kepada nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Dan semoga kita tidak termasuk golongan orang yang disebutkan oleh Allah
Dalam firmanNya:
"Katakanlah: Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan
dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya".
(Al-Kahfi: 103-104).

Maka dari itu perlu kita pahami dua syarat diterimanya suatu amalan di sisi Allah, yaitu: Ikhlas, ini merupakan syarat bathin. Mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (ittiba'urrasul shallallahu 'alaihi wasallam ),
ini merupakan syarat zhahir.
Kedua syarat ini tidak boleh diabaikan salah satunya, karena barangsiapa
melaksanakan suatu amalan dengan ikhlas, tapi menyelisihi atau menyalahi ajaran
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka amalan itu
tertolak atau sia-sia. Begitu pula sebaliknya siapa saja yang beramal sesuai ajaran
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tapi niatnya tidak ikhlas karena Allah maka
sia-sia pula amalan itu. Untuk lebih jelasnya marilah kita pahami uraian berikut ini:


1) Ikhlas
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan kita semua tidaklah sia-sia,
namun mempunyai tujuan yang amat agung yaitu beribadah kepada Allah. FirmanNya:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu".
(Adz-Dzaariyaat: 56).

Dalam penciptaan alam semesta beserta isinya ini Allah tidak dibantu dan tidak butuh
bantuan dari siapapun, sehingga sudah pasti ibadah itu harus dan wajib
diperuntukkan bagi Allah saja dan tidak boleh bagi yang
lain, baik itu nabi-nabi yang Allah utus ataupun malaikat-malaikat yang dekat
dengan Allah. Dan lebih tidak boleh lagi kalau ibadah itu ditujukan kepada
wali-wali, kyai-kyai, batu, keris, dll. Hal ini sesuai dengan
firman Allah:
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus". (Al-Bayyinah: 5).

Maka sudah sewajarnya ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang
berperangnya seorang laki-laki dengan niat untuk memperoleh pahala dari Allah dan
juga agar dikenang oleh manusia, beliau
menjawab: dia tidak memperoleh apa-apa. Kemudian Rasulullah ` ditanya sampai tiga
kali dan tetap jawaban Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti semula, lalu
beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menerima suatu amal kecuali dari orang yang
ikhlas dan hanya mengharap wajah-Nya". (Diriwayatkan oleh Imam An-Nasa'i dan
dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam shahihnya nomor 56).

Maka sangat tepat perkataan ulama' bahwa ikhlas itu penunggalan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah 'Azza wa Jalla bersih dari segala jenis kotoran syirik.


2) Ittiba'ur Rasul
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah penutup para nabi dan rasul, dan
beliau itu merupakan semulia-mulia manusia di muka bumi, dan hal ini telah
disaksikan oleh Allah dalam firmanNya :
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur". (Al-Qalam: 4).
Maka wajar jika Allah menjadikan keta'atan kepada Rasul itu bagian dari kecintaan
kepadaNya, firmanNya :
"Katakanlah : Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
akan mengasihimu". (Ali Imran: 31).
Kemudian Allah menegaskan perintah ta'at ini dengan firmanNya:
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah". (Al Hasyr: 7).
Demikian banyak ayat yang memerintahkan kita untuk ta'at kepada Rasulullah dan
senantiasa berpegang teguh terhadap ajaran beliau, lebih-lebih beliau telah
bersabda:
"Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada padanya perintahnya dari
kami maka amalan itu tertolak". (HR. Muslim).
Maka dari itu tidak ada alasan bagi kita untuk menyelisihi atau menyimpang dari
ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, baik dalam bentuk pengurangan
seperti mengingkari kewajiban berjilbab/hijab bagi wanita, maupun dalam bentuk
penambahan seperti perayaan Nuzulul Qur'an, ulang tahun Nabi, puasa pati geni, dll,
yang semua itu tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. 
Berkata Sufyan Ats-Tsauri : "Tidak akan diterima suatu perkataan kecuali dengan
perbuatan, dan tidak akan tegak
perkataan, perbuatan, dan niat itu kecuali sesuai dengan petunjuk Rasulullah". Di akhir pembahasan ini, marilah kita mohon kepada Allah agar dimasukkan dalam
golongan orang yang ikhlas dan senantiasa mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tanpa menambah atau menguranginya,
dan agar kita ditetapkan dalam golongan ini sampai akhir hayat kita.
Amin.

Aidin Alaik Bachtiar
Sebarkan tulisan-tulisan yang baik menurut Anda. Kunjungi situs tasauf_hikmah, klik link di bawah ini:
http://tasauf.yod.net Alamat pengiriman email:
Tulisan: tasauf_hikmah@yahoogroups.com
Daftar: Tasauf_Hikmah-subscribe@yahoogroups.com
Keterangan: tasauf@eudoramail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar