Jumat, 07 Januari 2011

ciri orang yang bertaqwa


Didalam al-Qur'an surat annisa ayat 133-136 allah SWT berfirman:


وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135) أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (136)
artinya:
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa(133)(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan(134)Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui(135)Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal(136)






 

Menurut ayat diatas ciri ciri orang yang bertaqwa itu adalah:
  1. memiliki kecerdasan Finansial, yaitu menginfakan sebagian hartanya baik waktu lapang maupun sempit.
    Orang-orang yang memiliki kecerdasan finansial adalah mereka yang pandai mengumpulkan pundi-pundi kekayaan melalui kerja keras dan cerdas, lalu pandai pula mengelolanya, termasuk menyisihkan sebagian untuk kaum dhu’afa dan masakin
  2. memiliki kecerdasan emosional, yaitu orang-orang yang bisa mengendalikan amarahnya.Islam tidak melarang kita marah. Islam membolehkan kita marah. Yang dilarang adalah marah yang tidak terkendali. Emosi yang meletup-letup tanpa kontrol.
  3. memiliki kecerdasan sosial,yaitu mudah memaafkan,

    Tanda orang yang memiliki kecerdasan sosial itu bisa dilihat dari pergaulannya sehari-hari, apakah mereka diterima masyarakat lingkungannya atau dijauhi? Orang yang memiliki kecerdasan sosial mudah bergaul, luwes, dan diterima. Sikapnya tidak arogan, atau sombong. Tidak egois dan mau berbagi. Mereka hidup di tengah masyarakat, berbaur, menyatu, dan tidak menyendiri. Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya daripada yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka,” (Riwayat Ahmad dan Tirmidzi).


    Dalam pergaulan sosial, ada saja di antara saudara kita yang perkataannya menyinggung perasaan, sikapnya tidak menyenangkan, dan perbuatannya merugikan. Terhadap mereka, Islam mengajarkan agar kita lebih bersabar dan pandai-pandai memaafkan.
  4.  memiliki kecerdasan spiritual, yaitu apabila berbuat kerusakan, mereka segera mengingat Allah, lalu meminta ampun atas kesalahan dan dosanya,

    Orang yang baik, dalam pandangan Islam bukanlah orang yang tidak pernah berbuat kesalahan. Orang yang bertakwa bukanlah orang yang sama sekali bebas dari perbuatan dosa. Orang yang bertakwa adalah mereka yang apabila melakukan kesalahan, perbuatan yang kurang baik, dan melanggar ketentuan segera mengingat Allah lalu meminta ampun dan bertobat. Mereka segera kembali ke jalan yang benar dan lurus ketika terperosok. Mereka tidak terlalu lama berada dalam kesesatan.
    Orang yang memiliki kecerdasan spiritual senantiasa mengingat Allah, kapan dan di manapun juga. Ketika hendak memulai sesuatu, mereka mengingat Allah lalu mengucapkan bismillah. Setiap langkahnya diperhitungkan, apakah sesuai dengan syariat agama? Apakah perbuatan dan tindakannya menguntungkan bagi dirinya dan memberi manfaat kepada orang lain? Apakah perilakunya mencerminkan kasih sayang (rahman dan rahim)?
    Ketika pekerjaannya telah usai, tak lupa mereka bersyukur sambil mengucapkan alhamdulillah. Mereka tidak ingin dipuji, sebab mereka sadar bahwa segala puji adalah milik Allah. Mereka syukuri semua karunia Allah, lalu bertawakkal dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar