Minggu, 12 Desember 2010

Keajaiban Kasih Sayang

Oleh Ida S Widayanti*

Sebuah kisah nyata yang menakjubkan. Tersebutlah dua orang wanita yang bersahabat dan saling mengasihi bagaikan saudara kandung. Wanita yang satu adalah seorang pebisnis, memiliki tujuh orang anak, namun disia-siakan suaminya. Sedangkan sahabatnya adalah seorang yang bersuami baik, namun tak dikaruniai keturunan.

Wanita yang satu sangat sibuk dengan bisnisnya karena ia hanya sendirian menopang kebutuhan keluarga besarnya. Suaminya hanya datang untuk menanamkan benih, setelah sang istri hamil maka ia pun pergi pada wanita lain. Tiga dari tujuh anak terakhirnya praktis diasuh sejak bayi oleh sahabatnya yang tak memiliki anak itu.


Meski tidak memiliki anak, wanita itu ternyata mampu menyusui anak-anak angkatnya itu. ASI mengalir dari payudaranya, meski ia sendiri tidak melahirkan. Ini tentu sangat mengherankan.

Di Srilanka ada kisah yang lebih mengherankan, seorang ayah bisa menyusui, karena ibu sang bayi meninggal dunia. Karena tak mampu membeli susu formula dan tak ada wanita yang bisa menjadi ibu susu, akhirnya ia mencoba menyusui bayinya sendiri. Tangisan anaknya yang kelaparan itu membuat air susu keluar dari payudara sang ayah.

Dalam buku ‘The Secret of Mother’ yang ditulis Tauhid Nur Azhar dan Eman Sulaeman dikatakan bahwa pria juga memiliki hormone prolaktin yang memproduksi air susu. Namun, jumlahnya sangat sedikit sehingga tidak mencukupi untuk memproduksi susu.

Cinta dan kasih sayang yang besar dapat memicu terjadinya perubahan hormon dalam tubuh seseorang. Hormon cinta (oksitoksin dan fenilatilamin) dalam tubuhnya yang naik secara signifikan, membuat prolaktin untuk menghasilkan air susu menjadi terangsang.

Cinta dan kasih sayang senantiasa menakjubkan. Baru-baru ini diberitakan seorang anak berusia enam tahun di Sulawesi Selatan merawat ibunya yang lumpuh sendirian. Lima kakaknya sudah keluar dari rumah menjadi pembantu rumah tangga.Tinggalah dia, dengan tubuh kecilnya menyeret sang ibu untuk memindahkannya, memasak, memandikan, hingga buang air.

Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Sinar, demikian nama anak tersebut, sejak umur empat tahun melakukan semua itu dengan kasih sayang. Ia dengan tulus, tanpa rasa kesal atau bosan merawat ibunya. Bahkan ia mengusap, mencium pipi, dan merapikan rambut ibunya.

Dalam al-Qur`an Surat Thaha [20] ayat 39, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari Aku.” Di balik kasih sayang ada Allah Ta’ala Yang Maha Berkehendak. Dengan kasih sayang, hal yang tampak tak mungkin terjadi, bisa terjadi.

Kehidupan berkeluarga dewasa ini dengan segala kompleksitasnya, sering menghadirkan permasalahan. Kasih sayang dan cinta tulus akan mampu mengatasi permasalahan, sebagaimana kisah-kisah di atas. Semoga Ramadhan dan Idul Fitri yang telah kita lalui mampu menjernihkan hati dan jiwa, serta membuat kita mampu menebar kasih sayang pada keluarga juga sesama.SUARA HIDAYATULLAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar